Subscribe:

Ads 468x60px


counter

Sabtu, 21 Desember 2013

Dibalik Kecanggihan Teknologi Tersimpan Banyak Keprihatinan

Semakin banyaknya kebutuhan manusia di dunia dan pengaruh globalisasi menyebabkan teknologi semakin modern dan canggih, sehingga tak perlu diherankan banyak aplikasi dan media yang memberikan kemudahan dalam membuka cakrawala ilmu pengetahuan baru yang semakin mendukung terciptanya pembelajaran dan pengajaran antara siswa dan guru. Diantaranya adalah penggunaan e-Learning dalam pengajaran kita sehari-hari.

Booming nya e-Learning saat ini di sekolah-sekolah dan banyak kampus membuat kita semakin berusaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan kita dalam berpikir. Seperti kita ketahui, e-Learning adalah media jenis pembelajaran dan pengajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
Komponen dari e-Learning berupa:
1.    Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning berupa Personal Computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.

2.    Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS memberikan pembelajaran seperti manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, sistem penilaian, forum diskusi, sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar antara siswa dan guru.

3.    Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System) ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten yang berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten yang berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.

       Sedangkan Penggerak yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing dan siswa yang menerima bahan ajar, serta administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
        Begitu banyak kemudahan yang diperoleh siswa dan guru dalam penggunaan e-Learning, seperti menghemat waktu dalam proses belajar mengajar, mengurangi biaya perjalanan, menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku), menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi.

Tetapi, apakah e-Learning telah memberikan keuntungan secara keseluruhan pada sekolah-sekolah diseluruh Indonesia, terutama sekolah yang belum memiliki fasilitas yang memadai atau mungkin kurangnya kemauan knowledge sharing?

       

Pertanyaan ini telah saya buat dan merujuk pada judul tulisan yang saya berikan pada kesempatan menulis kali ini. Begitu banyak hal yang membuat saya menjadi prihatin akan pembelajaran dan pengajaran pendidikan Indonesia saat ini. Disatu sisi, banyak para pelajar yang begitu membanggakan akan prestasi-prestasi yang mereka torehkan dikarenakan faktor internal maupun eksternal, seperti semangat mereka dalam belajar dan guru yang memberikan pengajaran tepat dan berkualitas, serta fasilitas yang menunjang untuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Disisi lain, hal yang memprihatinkan diperlihatkan oleh guru dan para pelajar yang tinggal di perdesaan yang hanya melakukan kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas yang tersedia apa adanya.

Tidak usah jauh-jauh,  saya begitu prihatin dengan kondisi yang terjadi di daerah ibukota ini. Banyak sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas yang cukup dan memadai, akan tetapi begitu banyak siswa dan guru yang belum memahami tentang e-Learning. Saya pernah bertanya kepada teman saya mengenai e-Learning di sekolah mereka. Mereka berkata “e-Learning itu sebenernya buat apa sih? Di sekolah gua ada, tapi kenapa gua gak pernah belajar pake gituan ya? Guru gua aja belum ngajarin pake gituan gimana mau belajarnya”  Begitu jawab mereka.

Mendengar itu semua, saya hanya menggelengkan kepala dan memikirkan bagaimana bisa sekolah yang berada di ibukota masih belum mengenal akan pembelajaran yang menggunakan e-Learning, padahal e-Learning telah disediakan untuk siswa dan guru dalam mendukung program kegiatan belajar mengajar mereka.

Mungkin saya satu dari sekian banyak siswa yang beruntung mendapatkan pembelajaran dan pengajaran e-Learning di sekolah. Tetapi, siapa yang sebenarnya disalahkan? 

KEGAGALAN E-LEARNING DAN STRATEGI IMPLEMENTASI
Mengenai kegagalan e-Learning, banyak faktor yang mendukung kurang terciptanya pembelajaran dan pengajaran antara siswa dan guru. Mulai dari kurangnya kemauan untuk Knowledge Sharing, kebutuhan akan pembelajaran melalui media elektronik, ketersediaan dana yang dibutuhkan tidak sesuai dengan yang diperkirakan dan berbagai faktor lainnya. Sehingga e-Learning pun tidak berjalan sesuai dengan media yang diharapkan.

Banyak cara yang dilakukan dalam menyiapkan strategi implementasi agar e-Learning berjalan sesuai dengan harapan, yaitu
ü  mendesainkan e-Learning agar dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif, dll) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dll) untuk para pengguna (siswa, guru, dan administrator).
ü  Pada saat sosialisasi benar-benar diterapkannya pengenalan tentang e-Learning untuk melatih para pengguna dalam persiapan penggunaannya. Sedikit demi sedikit pengenalan sampai tuntas yang  bisa memudahkan kelancaraan dalam penggunaan e-Learning.      
ü  Jadikan pengguna sebagai peran utama, yaitu dengan cara mendukung aktualisasi diri para pengguna, tidak hanya object semata.

Pada intinya, kegagalan implementasi e-Learning kebanyakan bukan karena masalah peralatan, software atau infrastruktur. Tetapi kebanyakan karena human factor, berupa beratnya perubahan untuk meningkatkan pembelajaran dan pengajaran, dan karena tidak adanya kemauan untuk berbagi ilmu pengetahuan melalui media elektronik, serta rasa malas yang menghantui untuk mendalami ilmu.

Memang sangat dibutuhkan korelasi yang positif antara dinas pendidikan, guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran dan pengajaran melalui e-Learning. Kembali ke diri masing-masing untuk memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas diri dalam menimba ilmu pengetahuan yang berguna untuk menunjang karir yang akan dicapai kelak. Masih banyak media dan sarana pembelajaran yang bisa digunakan oleh para guru dan siswa. Yang terpenting bagaimana mereka memiliki kemauan dan memiliki semangat untuk selalu belajar dan terus belajar agar bisa meningkatkan prestasi pendidikan anak-anak bangsa.


Artikel ini saya ikutkan dalam Lomba Blog Pendidikan "E-Learning untuk guru dan siswa"

SELAMAT HARI GURU :) SEMOGA, KAMI SEBAGAI SISWA YANG SEDANG MENGGAPAI IMPIAN KAMI MAMPU TERUS MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR DAN TERUS MENOREHKAN PRESTASI BERSAMA GURU-GURU HEBAT INDONESIA! 



Sabtu, 07 Desember 2013

Tumbuh dan Berkembang Menjadi Masyarakat Indonesia yang Sehat

     


      Berbicara tentang kesehatan, siapa yang tidak ingin dirinya selalu terjaga alias kebal dari semua penyakit?
Tentu, semua orang menginginkan untuk terhindar dari segala penyakit. Tetapi, siapa sangka jika disekitar kita pun terdapat virus-virus penyebab timbulnya suatu penyakit yang mungkin menakutkan dan bisa mengancam diri seseorang.  Seringkali, kita mengabaikan hal-hal kecil yang mungkin bisa berdampak besar kepada seseorang termasuk penyakit.
      Salah satu pencegahan untuk menghindari berbagai kemungkinan datangnya penyakit yaitu, adanya pendidikan kesehatan sejak usia dini. Ketika seorang anak lahir, tentu orangtua lah yang senantiasa memantau perkembangan kecerdasan dan kesehatannya. Melihat sang buah hati tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat, pintar dan terhindar dari penyakit,  betapa bahagianya pasangan orangtua tersebut. Mulai dari pengenalan anak terhadap lingkungan disekitarnya, pembelajaran terhadap pentingnya kesehatan dan bagaimana melindungi si buah hati dari berbagai ancaman penyakit, serta pemberian asupan gizi yang mampu membuat anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan terlindungi dari berbagai penyakit.
Namun sayang, masih banyak diluar sana, termasuk di tengah kenyataan anak-anak Indonesia yang masih menghadapi beban akibat kurang gizi dan kelebihan gizi. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dan sosialisasi masyarakat terhadap pentingnya kesehatan anak sejak usia dini. Dukungan dan stimulasi orangtua dalam menanamkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang pada anak sangat dibutuhkan, karena status gizi anak akan membawa dampak pada kehidupan mereka dimasa depannya, dari mulai masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut.
Pendidikan terhadap pentingnya kesehatan anak sejak usia dini sebaiknya sudah ditanamkan dan disosialisasikan kepada masyarakat oleh pemerintah setempat. Mulai dari daerah perkotaan, hingga ke desa terpencil yang sulit dijangkau. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pembagian tugas dan perencanaan dinas kesehatan seperti memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan pengobatan gratis di daerah setempat diharapkan lingkungan dapat terjaga dari ancaman berbagai risiko timbulnya penyakit.
Selain itu, pembekalan pengetahuan tentang kesehatan atau alih pengetahuan melalui pendidikan dari orangtua mengenai pola makan dan pola asuh yang optimal dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Mulai dari taman kanak-kanak atau biasa disebut PAUD telah diajarkan pemberian rangsangan atau stimulasi pendidikan yang sesuai dengan  tahap tumbuh-kembang anak dan dilaksanakan melalui pendekatan bermain sambil belajar. Penanaman kejujuran, disiplin, cinta sesama, cinta tanah air, dan semua nilai yang positif lain termasuk pengetahuan mendasar mengenai gizi dan kesehatan perlu dibiasakan dan harus dilakukan secara terus menerus agar dapat bekerja secara optimal pada anak.
Berbagai pihak, mulai dari kegiatan sosial  yang memfokuskan pada edukasi gizi ke berbagai subjek termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, juga organisasi masyarakat di lingkungan sekitar untuk meningkatkan pemahaman tentang zat gizi dan kebutuhan pemenuhan zat gizi dalam pola makan sehari-hari khususnya pada ibu yang sedang hamil dan orangtua yang sedang memberikan edukasi dan pengenalan lingkungan baru kepada si buah hati.

Pada intinya memang dibutuhkan korelasi yang positif antara masyarakat, terutama orangtua dengan berbagai pihak yang menjalin kerjasama untuk memberikan pengajaran mengenai pentingnya kesehatan dan bagaimana mencegah timbulnya berbagai penyakit terhadap anak sejak usia dini. Sudah saatnya sekarang dan seterusnya hal ini bisa dilaksanakan agar masyarakat Indonesia merasakan kenyamanan dan kenikmatan atas terhindar dari berbagai macam penyakit yang mampu mengancam nyawa seseorang.